Skip to main content

Setelah Periksa Direksi dan Kepala Pasar, Kejari Kini Periksa Pedagang

SURABAYA (Mediabidik) - Setelah memeriksa jajaran direksi PD Pasar Surya dan kepala pasar, Kejaksaan Negeri Surabaya kini periksa pedagang pasar Wonokromo, dari 10 pedagang yang dipanggil Kejari Surabaya hanya 7 pedagang yang datang dan 3 mangkir.

Seperti yang disampaikan Kajari Surabaya Didik Farkhan Alisyadi disela-sela acara revitalisasi KBS di kantor Kejaksaan Negeri Surabaya Jumat (7/10) lalu," Bila pada panggilan ke tiga kalinya terhadap 10 pedagang ternyata masih mangkir maka pihak Kejari Surabaya akan segera melakukan pemeriksaan di pasar." terangnya.

Pernyataan Kajari tersebut tidak main-main, berselang tiga hari kerja tepat pada rabu (12/10/2016) Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya melakukan penyidikan alias jemput bola di pasar wonokromo. Meski terkesan diam-diam, namun penyidikan terhadap para pedagang di pasar wonokromo tersebut bocor.

Hal tersebut dibenarkan oleh Ahmad Busyiri selaku koordinator pedagang pasar Wonokromo, ketika dikonfirmasi oleh awak media"Betul, kemarin lusa (Rabu-red) petugas kejaksaan datang ke pasar wonokromo. Sekarang hari Jum'at, yang datang dari Kejaksaan dua petugas , mereka (red-pedagang) diperiksa dikantor unit pasar Wonokromo," jelas Busiri.

Namun sayangnya, tim penyidik yang dikomandani Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Surabaya, Roi Revalino tidak berhasil memeriksa 10 orang pedagang yang sudah dijadwalkan. Kabarnya sebagian pedagang ketakutan sehingga mereka memilih berbagai macam  alasan.

"Yang diperiksa 6-7 orang, sebenarnya 10 orang, tapi yang 3 tidak hadir karena sakit, ada yang pulang ke madura. " jelas Busiri.

Busiri menambahkan kedatangan para penyidik kejari Surabaya itu untuk melengkapi bukti-bukti terkait dugaan korupsi yang ada di PD Pasar. Dipilihnya pasar wonokromo dikarenakan  banyaknya pedagang yang telah dirugikan."Pasar Wonokromo saja  karena yang paling banyal korban. " ungkap Busiri.(pan)

Comments

Popular posts from this blog

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt...

Oknum Staf Kecamatan Dukuh Pakis Pungli KTP, KK dan Akte Kelahiran Rp 8.2 Juta

SURABAYA (Mediabidik) – Mahalnya biaya untuk pengurusan KTP, KK dan Akte Kelahiran, itulah yang terjadi di kecamatan Dukuh Pakis Surabaya yang dialami oleh Sri Wulansari warga asal Kediri. Hanya ingin pindah tempat menjadi warga Surabaya dia harus mengeluarkan biaya Rp 8.2 juta kepada oknum staf kecamatan Dukuh Pakis yang bernama Sugeng, hanya menulis nama, alamat, tempat tanggal lahir dan nama orang tua di kertas kosong dia sudah mendapatkan KTP dan KSK Surabaya tanpa harus membawa surat pindah tempat dari Dispenduk Capil Kediri. Hal itu disampaikan Andi kerabat dari Sri Wulandari saat ditemui di kantor Humas pemkot Surabaya, Selasa (5/12) mengatakan, hanya dengan menyerahkan nama, tempat tanggal lahir dan orang tua sudah dapat KTP dan KSK Surabaya. "Untuk data cabut bendel dari Dispenduk capil dari Kediri tidak perlu, cukup hanya mengisi data nama, tempat tanggal lahir dan nama orang tua, janjinya seminggu jadi, ternyata sebulan lebih baru jadi. Untuk pembua...