Skip to main content

Dewan Jatim Nilai Madura Belum Layak Jadi Provinsi

SURABAYA (Mediabidik) - Keinginan pimpinan empat bupati Madura untuk membentuk Provinsi Madura tampaknya akan sulit terealisasi jika masalah kesejahteraan masyarakat Madura tidak dipikirkan. Hal ini diungkapkan oleh anggota komisi A DPRD Jatim Saifuddin Asmoro saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (5/10).
      

Politisi asal Bangkalan Madura ini mengatakan pada prinsipnya secara pribadi dirinya setuju Madura sebagai Provinsi, namun persyaratan harus dipenuhi terlebih dahulu.

"APBD empat kabupaten Madura kalau digabung tentunya belum cukup untuk sebuah Provinsi. Apalagi pendidikan bagi masyarakat di Madura masih di bawah. Terlebih lagi syarat untuk menjadi Provinsi itu harus ada 5 daerah pemekaran. Sedangkan Madura hanya bisa dibagi 4 daerah saja,"jelas politisi asal partai Gerindra ini.
       

Saifudin Asmoro justru menyebut beberapa pihak-pihak tertentu yang ingin memanfaatkan Madura untuk kepentingan sesaat."Mereka hanya menimbulkan wacana-wacana saja. Tapi tak pernah direalisasikan. Mereka-mereka yang mengaku sebagai tokoh-tokoh Madura yang menyuarakan Provinsi Madura hanyalah berwacana saja. Coba cek dan turun ke lapangan bagaimana kondisi masyarakat Madura sesungguhnya. Janganlah membuat wacana yang mengarah untuk kepentingan tertentu,"jelasnya.
       

Soal pertemuan para empat kepala daerah yang akan membentuk Provinsi Madura, Saifudin Asmoro memastikan para kepala daerah tersebut hanya dimanfaatkan tokoh-tokoh Madura yang tak tahu kondisi masyarakat Madura.
"Coba itu bupati Bangkalan tak hadir cuma diwakili wabupnya. Sampang begitu juga yang diwakili asistennya saja. Ini berarti belum mewakili kesepakatan kepala daerah. Tak mudah membuat provinsi,"imbuhnya.
       

Ditambahkan oleh Saifudin Asmoro, seharusnya saat ini para pencetus atau tokoh Madura yang menginginkan Madura menjadi Provinsi, memikirkan masyarakat Madura untuk bisa maju dan meningkat perekonomiaanya terutama tingkat pendidikannya. (rofik)
 

 

Comments

Popular posts from this blog

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt...

Oknum Staf Kecamatan Dukuh Pakis Pungli KTP, KK dan Akte Kelahiran Rp 8.2 Juta

SURABAYA (Mediabidik) – Mahalnya biaya untuk pengurusan KTP, KK dan Akte Kelahiran, itulah yang terjadi di kecamatan Dukuh Pakis Surabaya yang dialami oleh Sri Wulansari warga asal Kediri. Hanya ingin pindah tempat menjadi warga Surabaya dia harus mengeluarkan biaya Rp 8.2 juta kepada oknum staf kecamatan Dukuh Pakis yang bernama Sugeng, hanya menulis nama, alamat, tempat tanggal lahir dan nama orang tua di kertas kosong dia sudah mendapatkan KTP dan KSK Surabaya tanpa harus membawa surat pindah tempat dari Dispenduk Capil Kediri. Hal itu disampaikan Andi kerabat dari Sri Wulandari saat ditemui di kantor Humas pemkot Surabaya, Selasa (5/12) mengatakan, hanya dengan menyerahkan nama, tempat tanggal lahir dan orang tua sudah dapat KTP dan KSK Surabaya. "Untuk data cabut bendel dari Dispenduk capil dari Kediri tidak perlu, cukup hanya mengisi data nama, tempat tanggal lahir dan nama orang tua, janjinya seminggu jadi, ternyata sebulan lebih baru jadi. Untuk pembua...