Skip to main content

Wali Kota Himbau Guru/Ortu Terapkan Pendekatan Emosional Pada Anak Untuk Cegah Kenakalan Remaja

SURABAYA (Media Bidik) - Anak-anak di Surabaya tidak hanya perlu dibekali dengan kemampuan intelektualitas saja. Namun, perlu ada pendekatan emosional seperti sentuhan kasih sayang dan empati dalam pengasuhan anak. Sebab, pengasuhan anak yang salah, akan berakibat pada meningkatnya kenakalan usia remaja. 

Pesan tersebut disampaikan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini kepada sekitar 300 guru SMP se-Surabaya bagian barat, ketika menghadiri Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual Anak (GN-Aksa) di Graha Sawunggaling, lantai VI kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Rabu (22/6/2016).

"Ini gerakan bersama. Anak-anak kita bukan hanya dibekali intelektual saja. Kalau itu saja, mereka bisa menjadi orang yang jahat. Harus diberi kasih sayang dan juga empati. Ini penting untuk membentuk karakter anak," ujar wali kota.  

Menurut wali kota, para guru, orang tua, lurah, hingga ketua Rukun Tetangga (RT) harus memiliki kepedulian dan kepekaan terhadap tumbuh kembang anak-anak. Mulai di rumah, sekolah dan juga lingkungan tempat tinggal. Orang tua di rumah harus lebih sering berkomunikasi dengan anak. Begitu juga dengan para guru di sekolah. 

Ini karena tantangan dan godaan yang dihadapi oleh generasi sekarang, berbeda jauh dengan tantangan pada masa kecil para guru dan dan orang tuanya. Salah satu parameternya, kejadian yang mengarah pada kejahatan seksual maupun kasus trafficking anak, acapkali bermunculan di negeri ini. "Banyak sekali godaannya anak-anak sekarang, tidak sama dengan kita dulu. Ada program televisi, gadget dan sebagainya. Ayo kita rangkul mereka. Kalau semua peduli, saya yakin anak-anak kita akan selamat dari semua godaan," sambung wali kota. 

Menurut wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini, kegiatan ini tidak berhenti sekali ini. Tetapi akan terus berlanjut dengan melibatkan orang tua, lurah, dan juga ketua Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW). Ini karena kegiatan GN Aksa tidak hanya diperuntukkan untuk orang dewasa saja namun juga kepada anak-anak melalui sekolah dan karang taruna. Kegiatan ini sudah digalakkan di Surabaya sejak 2015. Sebelumnya Pemkot Surabaya mengundang kader Bina Keluarga Bahagia (BKB) se-Kota Surabaya.

"Saya nanti juga akan ketemu dengan RT/RW untuk penangkalan kejahatan seksual ini. Saya akan lakukan dengan anak-anak, psikolog, BNN dan karang taruna," sambung ibu dari dua anak ini.

Psikiater Nalini Muhdi yang juga hadir dalam acara tersebut, membenarkan bahwa situasi yang dihadapi anak-anak generasi sekarang, jauh lebih berat dibandingkan anak-anak zaman dulu. Sehingga, anak-anak seolah-olah kehilangan kebahagiaannya dengan banyaknya kewajiban yang harus ia selesaikan. Seharusnya, seperti di negara-negara maju, pengajaran anak sejak kecil, lebih ditekankan pada kognitif nya. Yakni lebih mementingkan pada proses belajar nya ketimbang hasilnya. 

"Di negara maju, guru pendidikan dasar itu justru professor dan guru senior. Anak-anak diajari kognitif seperti diajak antre di tempat umum untuk menumbuhkan kesadaran agar sabar menunggu dan tidak mengambil hak orang lain atau juga menyeberang jalan di zebra cross," ujarnya. 

Karenanya, konsultan RSU Dr Soetomo ini menekankan agar para orang tua dan para guru, mampu untuk memposisikan dirinya sebaga pendengar dari anak-anak. Bukan sebaliknya. Seharusnya, orang tua dan guru tidak menempatkan dirinya dalam posisi yang lebih tinggi dari anak. "Kita dengar mereka. Sehingga kita tahu permasalahannya mereka. Sebagai guru, juga jangan menempatkan lebih tinggi. Karena anak-anak itu little professor, apa yang mereka sampaikan itu acapkali benar. Bahkan kadang lebih cerdas dari kita," sambung dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini. (pan)

Comments

Popular posts from this blog

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...

Tiga Alasan Kejaksaan Ajukan Kasasi Atas Vonis Bebas Eks Dirut PT DOK

SURABAYA (Mediabidik) – Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasipidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya, Heru Kamarullah, secara tegas menyatakan pihaknya sudah menyatakan secara resmi, untuk mengajukan perlawanan terhadap vonis bebas yang dijatuhkan hakim Pengadilan Tipikor Surabaya terhadap Mantan Direktur Utama (Dirut) PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS), Riry Syeried Jetta. "Perlawanan dalam bentuk upaya hukum kasasi tersebut sudah resmi kita dinyatakan ke Pengadilan pada Rabu (23/10/2019) lalu," terang Heru, Jumat (25/10/2019) Heru menambahkan, Kasasi atas putusan bebas tersebut dilakukan berdasarkan tiga pertimbangan sebagaimana diatur dalam pasal 253 Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Pertama, terkait peraturan hukum yang tidak diterapkan sebagaimana mestinya. Kedua, untuk menguji kinerja hakim dalam mengadili perkara telah sesuai dengan Undang-Undang apa tidak atau dalam istilah hukum disebut judex facti. Dan yang ketiga, untuk menguji batas kewenangan pe...

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt...