SURABAYA (Mediabidik) – Seiring naiknya anggaran yang cukup signifikan pada sektor kesehatan sebesar Rp 16 Miliar, diharapkan kinerja seluruh rumah sakit yang ada di Jawa Timur di perbaiki, diantaranya dengan mengadakan penambahan alat-alat kesehatan(Alkes).
Hal itu dikatakan Anggota Komisi E DPRD Jatim Ir.H .Artono saat ditemui di ruang kerjanya menyampaikan adanya penambahan anggaran pada Kesehatan sebesar 16 Miliar tersebut diharapkan kinerja semua rumah sakit di Jatim khususnya RSUD dr Sutomo perlu di perbaiki dan ditingkatkan, sebab sering kali terjadi banyak pasien yang yang tak mampu selalu kurang mandapat perhatian yang serius dari pihak rumah sakit.
" Seperti kasus yang baru terjadi pada bayi prematur yang membutuhkan tempat incubator, akibat kurang tanggapnya pihak rumah sakit atau terkesan disepelehkan akhirnya bayi premature tersebut merenggut nyawa," tegas Artono, Rabu (24/8).
Pria yang akan mencalonkan dalam Pilkada Lumajang mendatang menambahkan, dengan penambahan anggaran kesehatan tersebut, seharusnya rumah sakit milik Pemprov Jatim segera membeli untuk penambahan alat-alat kebutuhan kesehatan, supaya tak ada lagi alasan jika pasien tidak mendapat peralatan kesehatan yang dibutuhkan karena alatnya terbatas.
" Dengan adanya penambahan alat-alat kesehatan seperti Inkubator, alat Radiasi atau yang lainnya, diharapkan pihak rumah sakit sudah siap jika banyak pasien menderita penyakit yang sama membutuhkan alat kesehatan tersebut, dan jangan sampai pihak rumah sakit mengorbankan pasien yang tak mampu untuk kebutuhan pasien kategori mampu," tegas Politisi Fraksi PKS DPRD Jatim ini. (rofik)
Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...
Comments
Post a Comment