Skip to main content

LPKP : Adira Finance Langgar UU Perlindungan Konsumen

Said Utomo ketua LPKP
SURABAYA (Mediabidik) - Perlunya tindakan tegas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jatim terhadap perusahaan pembiayaan (Leasing) nakal yang sering melanggar Undang-undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan UU No 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.


Kasus perampasan dengan pemaksaan unit jaminan fidusia yang kerap terjadi dilakukan oleh pihak perusahaan pembiayaan (leasing) Adira Finance yang berkantor dijalan Sumatera Surabaya. Terhadap debitur yang bernama Purwati mendapat perhatian serius dari ketua LPKP (Lembaga Perlindungan Konsumen Provinsi) Jawa Timur, Said Utomo.

Dia mengatakan, seringkali pihak leasing berulah seperti itu. Kejadian seperti itu tidak hanya satu dua kali saja. Namun kerap terjadi, banyaknya laporan ke kantor kami, terkait penarikan paksa pihak leasing terhadap unit jaminan fidusia."Itu adalah bentuk pelanggaran yang sering dilakukan pihak leasing. Artinya mereka dengan sengaja telah melakukan pelanggaran terhadap UU nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen serta UU nomor 42 tahun 1999 tentang jaminan fidusia," terangnya, saat dikonfirmasi terkait permasalahan tersebut, Minggu (25/9).

Dia juga menerangkan, umumnya perjanjian untuk kredit sepeda motor tidak pernah di daftarkan untuk jaminan fidusianya. Jika ada perusahaan pembiayaan yang secara sengaja tidak mendaftarkan itu, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) secara tegas harusnya menutup perusahaan itu, urai Said. "Kalaupun ada fidusia, tapi itu abal-abal, jelas itu bisa kita pidanakan. Sedang OJK yang harusnya  punya kewenangan memberikan sanksi pada perusahaan, sampai pada pencabutan operasionalnya," jelasnya.

Posisi OJK saat ini bisa dikatakan mandul, alias kurang berperan. Apalagi mereka telah menerima prosentase dari perusahaan-perusahaan. Baik perusahaan non Bank, asuransi bahkan perusahaan pembiayaan. Nilainya sebesar 0,05 persen dari jumlah aset per tahunnya. Tapi, OJK sama sekali kurang berfungsi, bila terjadi sengketa antara kreditur dengan debitur.

"Jadi boleh saya katakan, bahwa fungsi OJK selama ini, kurang ada fungsinya dan hanya buang-buang angaran pemerintah. Pemerintah harusnya perlu melakukan evaluasi terhadap kinerja OJK. Kalau tidak ada fungsinya maka perlu dibubarkan instansi ini," papar Said.

Dulu lanjut Said, sebelum terbentuknya OJK tahun 2013, kejadian atau permasalahan antara kreditur dengan debitur tidak sebanyak sekarang. OJK perlu mengeluarkan sanksi tegas terhadap pelanggaran pihak leasing. Penarikan unit jaminan fidusia tidak boleh dilakukan penguasaan, baik sebagian maupun sepenuhnya oleh pihak leasing. Baik itu ditinjau dari UU Perlindungan Konsumen, nomor 8 tahun 1999 maupun UU Jamininan Fidusia, nomor 42 tahun 1999. "Karena perampasan secara paksa maupun secara bujuk rayu sudah ada unsur pidana yang melekat didalamnya," ucap Said.

Said menambahkan, seringkali kita menemukan sejumlah permasalahan dilapangan. Pihak perusahaan pembiayaan bermitra dengan pihak ketiga (Debkolektor eksternal) yang kerap kali bertindak kasar dan sangar. Perlakuan intimidasi dan perbuatan tidak menyenangkan adalah bentuk nyata praktek pidana yang ditampilkan oleh pihak Debkolektor.

"Oleh karenanya, saya menghimbau pada semua pihak. Baik pada aparat kepolisian sebagai pengayom masyarakat yang melindungi masyarakat, bukan melindungi perusahaan yang bayar.Marilah kita tegakkan rasa keadilan bagi masyarakat yang tidak mampu," ujar Said.

Perlakuan oknum penegak hukum yang sering membekingi perusahaan-perusahaan leasing harusnya tidak diperbolehkan, itu sudah tidak benar. Selain itu imbuh Said, mitra yang dipelihara oleh leasing, rata-rata tidak punya pengetahuan tentang aturan UU jaminan fidusia dan tidak paham dengan UU perlindungan konsumen. Karena rata-rata pendidikan mereka yang tidak menunjang, tuturnya.

"Soal kasus ini, akan tetap kita dampingi sampai pengaduan pada ke MenkumHam Jatim. Dan kita akan minta OJK bertindak tegas terhadap perusahaan pembiayaan yang nakal sampai pada pembekuan operasional mereka,"pungkasnya. (pan)

Comments

Popular posts from this blog

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...

Dukung Penyelenggaraan Layanan QRIS Trans Jatim, Bank Jatim Raih Penghargaan

SURABAYA|Mediabidik.Com - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) terus bersinergi dengan program-program Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) demi memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakat. Salah satu bentuk support Bank Jatim, yaitu memfasilitasi kemudahan pembayaran transportasi bus Trans Jatim.  Berkat pelayanan prima yang diberikan oleh BJTM itu, perseroan berhasil mendapatkan apresiasi berupa piagam penghargaan dari Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur (Dishub Jatim) atas kerja sama penyelenggaraan layanan pembayaran non tunai melalui QRIS pada sistem E-Ticketing Trans Jatim. Piagam penghargaan tersebut diserahkan oleh Kepala Dishub Jatim Dr Nyono dan diterima oleh Direktur Kepatuhan Bank Jatim Umi Rodiyah dalam acara Peresmian Operasional bus Trans Jatim Koridor IV (Gresik - Lamongan) dan Trans Jatim Luxury, di Alun-Alun Lamongan, pada Jumat (9/8/2024). Turut hadir juga dalam kesempatan tersebut, Pj Gubernur Jawa Timur Adhy...

Pj Gubernur Jatim Lepas Atlet Jatim Menuju PON XXI Aceh-Sumut

SURABAYA|Mediabidik.Com - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono optimistis atlet kontingen Jawa Timur (Jatim) dapat membawa pulang gelar Juara Umum dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 di Aceh-Sumut pada 9-20 September mendatang. Hal tersebut disampaikannya saat melepas Kontingen Jawa Timur di Halaman Gedung Negara Grahadi Surabaya, pada Jumat (30/8/2024) sore.  Pelepasan tersebut ditandai dengan pemakaian jaket dan topi secara simbolis kepada perwakilan atlet dan pelatih oleh Pj Gubernur Adhy. Pj Gubernur Adhy mengatakan, optimisme raihan juara umum di PON kali ini sangatlah realistis. Mengingat pada gelaran PON XX di Papua tahun lalu, Jatim dapat menduduki juara ketiga. "Target tentunya yang terbaik lebih dari PON XX kemarin. Cita-cita kita jelas Juara Umum. Kita akan berjuang sekuat tenaga. Insya Allah nanti kami juga akan membersamai mereka bertanding. Kita doakan semoga Jawa Timur akan memperoleh juara umum atau paling tidak lebih daripada PON ke...