Skip to main content

Metamorfosis Wajah Eks Lokalisasi Jarak, Dolly Menjadi Kawasan Produktif

SURABAYA (Mediabidik) - Metaformosis wajah baru eks lokalisasi Jarak dan Dolly, tempat yang dulu ramai berjejer rumah bordir, kini berubaha menjadi kampung produktif. Program pemerintah kota (Pemkot) Surabaya dirasa berhasil merubah kawasan eks lokalisasi Dolly dan Jarak Surabaya menjadi sebuah kawasan yang produktif. Saat ini, kawasan tersebut sudah mengalami banyak perubahan, pasca ditutup empat tahun silam.  Baik perubahan dari aspek sosial maupun ekonomi.

Camat Sawahan Surabaya M. Yunus mengatakan kawasan eks lokalisasi Dolly dan Jarak, saat ini mulai banyak berkembang salah satunya dari segi ekonomi. Dengan adanya beberapa usaha industri kreatif yang mulai berkembang di kawasan tersebut, pastinya juga memberikan dampak yang positif bagi perekonomian warga sekitar.

"Selama ini Pemkot terus melakukan berbagai upaya agar perekonomian warga sekitaran eks lokalisasi semakin meningkat, termasuk mendirikan industri kreatif bagi warga sekitar," kata Yunus, saat dihubungi melalui telepon seluler, Kamis, (01/02/18).

Yunus mengungkapkan, saat ini terdapat sebanyak 23 kelompok Usaha Kecil Menengah (UKM) di kawasan tersebut. Rinciannya, untuk produk olahan batik berjumlah empat kelompok UKM, yaitu Jarak Arum, Alpujabar, Canting Surya, dan Warna Ayu. Sementara itu, untuk olahan makanan dan minuman berjumlah 13 UKM dengan rincian yaitu, TBM Kawain, olahan bandeng, Jarwo Tempe, Sami Jali, Pangsit Hijau, Cak Mimin (dian rujak), UKM Puja (telur asin, botok telur asin), UKM Squel (olahan keripik), UKM Vigts (jamu herbal), Gendis (bumbu pecel), UKM Henrik (olahan semanggi dan es puter) dan olahan minuman dari rumput laut.

"Setiap kelompok UKM itu terdiri dari tiga hingga 10 orang dan merupakan warga dari sekitaran eks lokalisasi Dolly dan Jarak," ujar pria berkacamata ini.

Disamping itu, kata dia, untuk usaha industri kreatif di tempat ini berjumlah sebanyak lima. Rinciannya yaitu, KUB Mampu Jaya (produksi sandal, sepatu dan goody bag), sablon, minyak rambut (phomade dan semir), Handycraft (manik-manik) dan usaha dalam bentuk lukisan.

"Kami juga saat ini sedang menyiapkan untuk industri sabun rumahan. Jadi nanti, tidak hanya produk sandal dan goody bag saja yang kita tawarkan ke pihak hotel, tapi juga ada produk olahan sabun," ungkapnya.

Pemkot Surabaya, lanjut Yunus, terus berupaya untuk memberdayakan keluarga di kawasan eks lokalisasi. Tidak hanya para suami, namun juga para istri diberdayakan agar keluarga mereka lebih produktif dan kesejahteraan keluarga mereka lebih meningkat. Pemkot juga telah memberikan fasilitas berupa Dolly Saiki Point, sebuah tempat yang khusus dijadikan sebagai pusat oleh-oleh penjualan berbagai produk UKM dari seluruh warga sekitaran eks lokalisasi.

"Mulai dari awal proses produksi hingga menuju market place, kami terus melakukan pembinaan dan pendampingan ke mereka. Selain itu, secara periodik mereka juga kita kumpulkan. Tujuannya untuk evaluasi, seperti ketika ada kesulitan kita wadahi mereka, dan kita sampaikan ke dinas terkait," tegasnya.

Yunus mengungkapkan, omset yang didapatkan dari industri sandal dan sepatu bisa mencapai sekitar 30 hingga 40 juta per bulan, dengan jumlah produksi sebanyak 300 buah per hari. Sementara untuk usaha batik omsetnya bisa mencapai 17 hingga 28 juta per bulan.

"Saat ini yang ramai itu pesanan untuk sandal hotel. Sekitar 10 hotel di Surabaya yang pesan. Sementara untuk pesanan yang paling jauh dari Sorong, Papua," terangnya.

Kedepan, lanjut Yunus, untuk industri dalam waktu dekat akan dikembangkan lagi di sekitaran bangunan gedung yang dulunya bernama eks wisma barbara ini. Sebab, menurut dia, melihat begitu banyaknya pesanan membuat kebutuhan produksi perlu untuk ditingkatkan.

"Lokasinya nanti ada di belakang bekas bangunan eks wisma Barbara, sudah kita tawarkan ke beberapa warga dan mereka sangat begitu antusias," pungkasnya. (pan)

Teks : Kejaninan Batik warga eks lokalisasi dolly..

Comments

Popular posts from this blog

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...

Tiga Alasan Kejaksaan Ajukan Kasasi Atas Vonis Bebas Eks Dirut PT DOK

SURABAYA (Mediabidik) – Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasipidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya, Heru Kamarullah, secara tegas menyatakan pihaknya sudah menyatakan secara resmi, untuk mengajukan perlawanan terhadap vonis bebas yang dijatuhkan hakim Pengadilan Tipikor Surabaya terhadap Mantan Direktur Utama (Dirut) PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS), Riry Syeried Jetta. "Perlawanan dalam bentuk upaya hukum kasasi tersebut sudah resmi kita dinyatakan ke Pengadilan pada Rabu (23/10/2019) lalu," terang Heru, Jumat (25/10/2019) Heru menambahkan, Kasasi atas putusan bebas tersebut dilakukan berdasarkan tiga pertimbangan sebagaimana diatur dalam pasal 253 Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Pertama, terkait peraturan hukum yang tidak diterapkan sebagaimana mestinya. Kedua, untuk menguji kinerja hakim dalam mengadili perkara telah sesuai dengan Undang-Undang apa tidak atau dalam istilah hukum disebut judex facti. Dan yang ketiga, untuk menguji batas kewenangan pe...

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt...