Skip to main content

Abaikan Suara Rakyat, DPRD Surabaya Ngotot Gelar Paripurna

SURABAYA (Mediabidik) - Rapat paripurna pengesahan perubahan nama Jalan Gunungsari dan Jalan Dinoyo di gedung DPRD Kota Surabaya, Sabtu (11/8/2018) diwarnai "walk out" atau keluar dari ruang rapat oleh dua anggota DPRD Surabaya dari Partai Nasdem serta demo puluhan warga Surabaya yang menolak perubahan nama jalan.

"Saya pribadi tidak bertanggung jawab apapun dari hasil rapat paripurna ini," kata anggota DPRD Surabaya Vinsensius Awey saat mengutarakan penolakan perubahan nama jalan di rapat paripurna.

Politisi Partai Nasdem ini menilai perubahan nama Jalan Gunungsari menjadi Siliwangi dan Jalan Dinoyo menjadi Sunda sebagai bagian dari rekonsiliasi budaya antara Sunda dan Jawa tidak sebanding dengan kondisi yang ada.

Menurut dia, perubahan nama Jalan Gunung Sari dan Dinoyo di Kota Surabaya memiliki nilai histori yang tinggi. Hal ini berbanding terbalik dengan perubahan dua nama jalan di Bandung, Jawa Barat yakni Jalan Gazebo menjadi Majapahit dan Jalan Kopo Pendek menjadi Hayam Wuruk.

"Tidak ada warga yang terdampak, hanya hotel Pullman yang di Jalan Gazebo yang dikorbankan. Jadi ini tidak imbang. Ini yang kami sayangkan. Apa bedanya dengan penjajah yang merubah nama jalan itu," katanya.

Aksi "walk out" yang dilakukan Awey tersebut diikuti juga dengan anggota dewan dari Partai Nasdem, Fatchul Muid yang juga merupakan ketua pansus perubahan nama Jalan tersebut.

Pada saat paripurna berlangsung, Muid sempat mengutarakan mundur dari posisinya sebagai ketua pansus perubahan nama jalan dengan pertimbangan banyak penolakan dari warga Surabaya.

Selain itu, lanjut dia, Muid juga mengatakan banyak tekanan terhadap dirinya agar mempercepat pembahasan pansus sebelum 17 Agustus meski waktu pembahasan pansus masih lama atau awal September mendatang.

Mendapati hal itu, pimpinan rapat paripurna yang juga Wakil ketua DPRD Surabaya Masduki Toha menegaskan pihaknya tidak menolak dan melarang pengunduran diri Muid karena tidak ada aturannya.

"Kami tidak bisa menerima pengunduran Fatchul Muid karena tidak ada aturannya. Pansus sudah diberi waktu tiga bulan. Perubahan nama jalan tidak kali ini saja, tapi sebelumnya sudah ada yakni Jalan MERR menjadi Jalan Ir. Soekarno," kata politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Anggota pansus lainnya, Reni Astuti mengatakan pada awal pembahasan ditemukan perubahan nama Jalan Gunungsari membawa dampak terhadap ratusan warga di tiga RT.

"Namun hasil akhir pembahasan pansus tidak ditemukan warga yang terdampak alias 0 KK," ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Hal sama juga dikatakan anggota pansus lainnya, Sudirjo. Ia mengatakan pihaknya sudah bersusah payah membahas dan memutuskan sikap terkait perubahan nama jalan ini.

"Bahkan kami mendatangkan pakar sejarah dan masyarakat terdampak. Jadi kalau ada yang bilang ada yang menekan, maka saya katakan tidak ada tekanan. Saya sendiri tidak mau menekan atau ditekan oleh siapapun," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana saat menghadiri rapat paripurna mengapresiasi kinerja pansus perubahan nama jalan yang sudah mencoba mengakomodir semua usulan.

"Kalau ada yang tidak setuju kan biasa. Itu dinamika yang ada di pansus," ujarnya.

Sementara itu, puluhan warga menggelar demonstrasi penolakan perubahan nama jalan pada saat bersamaan digelar rapat paripurna di gedung DPRD Surabaya.

Mereka yang melakukan demonstrasi adalah paguyuban Mastrip Jawa Timur, Gerakan Peduli Rakyat Suroboyo (GPRS), Komunitas Bambu Runcing Surabaya dan komunitas lainnya.

Sebagai informasi, Jalan Gunungsari yang diubah tidak sampai di pertigaan Kodam Gajah Mada, melainkan hanya ruas jalan di bantaran sungai, Yani Golf dan Hotel Singgasana. Ruas itu dinamai Jalan Prabu Siliwangi. Lalu 30 meter dari 1,3 km panjang Jalan Dinoyo diubah menjadi Jalan Sunda. (pan)

Comments

Popular posts from this blog

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...

Dukung Penyelenggaraan Layanan QRIS Trans Jatim, Bank Jatim Raih Penghargaan

SURABAYA|Mediabidik.Com - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) terus bersinergi dengan program-program Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) demi memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakat. Salah satu bentuk support Bank Jatim, yaitu memfasilitasi kemudahan pembayaran transportasi bus Trans Jatim.  Berkat pelayanan prima yang diberikan oleh BJTM itu, perseroan berhasil mendapatkan apresiasi berupa piagam penghargaan dari Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur (Dishub Jatim) atas kerja sama penyelenggaraan layanan pembayaran non tunai melalui QRIS pada sistem E-Ticketing Trans Jatim. Piagam penghargaan tersebut diserahkan oleh Kepala Dishub Jatim Dr Nyono dan diterima oleh Direktur Kepatuhan Bank Jatim Umi Rodiyah dalam acara Peresmian Operasional bus Trans Jatim Koridor IV (Gresik - Lamongan) dan Trans Jatim Luxury, di Alun-Alun Lamongan, pada Jumat (9/8/2024). Turut hadir juga dalam kesempatan tersebut, Pj Gubernur Jawa Timur Adhy...

Pj Gubernur Jatim Lepas Atlet Jatim Menuju PON XXI Aceh-Sumut

SURABAYA|Mediabidik.Com - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono optimistis atlet kontingen Jawa Timur (Jatim) dapat membawa pulang gelar Juara Umum dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 di Aceh-Sumut pada 9-20 September mendatang. Hal tersebut disampaikannya saat melepas Kontingen Jawa Timur di Halaman Gedung Negara Grahadi Surabaya, pada Jumat (30/8/2024) sore.  Pelepasan tersebut ditandai dengan pemakaian jaket dan topi secara simbolis kepada perwakilan atlet dan pelatih oleh Pj Gubernur Adhy. Pj Gubernur Adhy mengatakan, optimisme raihan juara umum di PON kali ini sangatlah realistis. Mengingat pada gelaran PON XX di Papua tahun lalu, Jatim dapat menduduki juara ketiga. "Target tentunya yang terbaik lebih dari PON XX kemarin. Cita-cita kita jelas Juara Umum. Kita akan berjuang sekuat tenaga. Insya Allah nanti kami juga akan membersamai mereka bertanding. Kita doakan semoga Jawa Timur akan memperoleh juara umum atau paling tidak lebih daripada PON ke...