Skip to main content

Antispasi Teroris Pemkot Gandeng Tiga Pilar, Sweeping Rusunawa

SURABAYA (Mediabidik) – Pasca meledaknya bom rakitan di Rusunawa Sepanjang Sidoarjo pada Minggu (13/5/2018) malam kemarin, hari ini, Senin (14/5/2018) pemkot Surabaya bersama tiga pilar Polsek dan Koramil melakukan monitoring dan sweeping penduduk, terutama yang tinggal Rusun diantaranya Rusun Tanah Merah, Rusun Randu dan Rusun Tambak Wedi.
Moh Rokib Ketua RT 13 RW 04 kelurahan Tanah Kali Kedinding kecamatan Kenjeran mengatakan, tujuannya untuk mengantisipasi teroris serta mendata warga yang belum jadi warga sini (Rusun-red) agar segera pindah.
" Muspika yang hadir mendata warga, yaitu Bu Camat, Satpol PP, Linmas, Lurah Kenjeran Koramil, Bimas Pol dari Polsek Kenjeran, RT dan RW setempat. Semuanya lengkap kurang lebih ada 45 orang dan dibagi dua, satu di Tanah Merah 1, sebagian di Tanah Merah 2," terangnya, saat dikonfirmasi melalui ponselnya.
Masih menurut Ketua RT 13, intinya untuk mengatisipasi teroris serta penduduk gelap, untuk warga yang terdata di Tanah Merah 1 dan 2 ada 392 kepala keluarga (KK).
"Dan bagi warga yang belum pindah tempat, segera pindah."pungkasnya.
Hal senada di katakana warga Rusunawa Tanah Merah 1 Saripah membenarkan, tadi ada pendataan warga dari Satpol PP dan kepolisian mendata satu persatu warga rusun.
"Selain mendata dan meminta Kartu Keluarga (KK) juga mengtisipasi teroris,"ucapnya. (pan) 

Teks foto : Tiga pilar Pemkot, TNI, Polisi, RT dan RW kelurahan Tamah Kali Kedinding saat melakukan sweeping di Rusun Tanah Merah.

Comments

Popular posts from this blog

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt...

Oknum Staf Kecamatan Dukuh Pakis Pungli KTP, KK dan Akte Kelahiran Rp 8.2 Juta

SURABAYA (Mediabidik) – Mahalnya biaya untuk pengurusan KTP, KK dan Akte Kelahiran, itulah yang terjadi di kecamatan Dukuh Pakis Surabaya yang dialami oleh Sri Wulansari warga asal Kediri. Hanya ingin pindah tempat menjadi warga Surabaya dia harus mengeluarkan biaya Rp 8.2 juta kepada oknum staf kecamatan Dukuh Pakis yang bernama Sugeng, hanya menulis nama, alamat, tempat tanggal lahir dan nama orang tua di kertas kosong dia sudah mendapatkan KTP dan KSK Surabaya tanpa harus membawa surat pindah tempat dari Dispenduk Capil Kediri. Hal itu disampaikan Andi kerabat dari Sri Wulandari saat ditemui di kantor Humas pemkot Surabaya, Selasa (5/12) mengatakan, hanya dengan menyerahkan nama, tempat tanggal lahir dan orang tua sudah dapat KTP dan KSK Surabaya. "Untuk data cabut bendel dari Dispenduk capil dari Kediri tidak perlu, cukup hanya mengisi data nama, tempat tanggal lahir dan nama orang tua, janjinya seminggu jadi, ternyata sebulan lebih baru jadi. Untuk pembua...