Skip to main content

Rektor ITS : Fandi Utomo Mampu Pimpin Surabaya

Mediabidik.com - Sosok Fandi Utomo (FU) yang digadang-gadang akan meramaikan bursa pemilihan wali kota (Pilwali) kota Surabaya mendapatkan penilaian positif dari Rektor ITS Prof. Mochamad Ashari. 

Prof Ashari menilai, Fandi Utomo merupakan politisi senior yang sudah malang melintang di dunia perpolitikan. Kemampuannya dalam bidang itu tak perlu diragukan lagi.

"Fandi Utomo lama menekuni politik. Dunia itu saya rasa Fandi Utomo tahu banyak, dia politisi senior," ujarnya, Rabu (18/12/2019).

Prof. Ashari mengaku Fandi Utomo sebagai kawan seperjuangan di ITS. Pernah menempuh pendidikan di Teknik Elektro ITS, Fandi Utomo juga pernah menjadi dosen di ITS sebelum akhirnya pensiun dini dan memilih menekuni dunia politik.

"Satu perjuangan dan kita tahu sama tahu," jelasnya.

Fandi, kata Prof Ashari, memiliki banyak wawasan dan banyak pengalaman. Teorinya,  orang yang mempunyai pengalaman dan wawasan banyak akan semakin baik. 

"Teori empirisnya seperti itu, ini kelebihan dari pada yang lain. Yang jelas orang punya pengalaman di berbagai bidang menjadi modal baik untuk duduki satu tugas," katanya.

Karena itu, Prof. Ashari menilai Fandi Utomo dipandang bisa membawa Surabaya. Sosoknya yang memiliki pengalaman dan wawasan luas merupakan modal yang baik bagi calon wali kota. 

"Saya kira bisalah untuk membawa Surabaya. Tentu saja harus dibarengi dengan tim yang kuat," tegasnya.

Menurutnya, calon wali kota Surabaya harus mampu membawa Kota Pahlawan lebih baik dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Kota Pahlawan di bawah kepemimpinan Risma menjadi kota yang luar biasa.

Karena itu, ada tiga kualifikasi yang dibutuhkan. Yaitu, harus memiliki wawasan dan pengalaman, memiliki visi ke depan, dan mampu melakukan eksekusi.

"Saya kira Fandi Utomo bisalah," tandasnya. (pan).

Foto : Calon walikota Surabaya Fandi Utomo

Comments

Popular posts from this blog

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt...

Oknum Staf Kecamatan Dukuh Pakis Pungli KTP, KK dan Akte Kelahiran Rp 8.2 Juta

SURABAYA (Mediabidik) – Mahalnya biaya untuk pengurusan KTP, KK dan Akte Kelahiran, itulah yang terjadi di kecamatan Dukuh Pakis Surabaya yang dialami oleh Sri Wulansari warga asal Kediri. Hanya ingin pindah tempat menjadi warga Surabaya dia harus mengeluarkan biaya Rp 8.2 juta kepada oknum staf kecamatan Dukuh Pakis yang bernama Sugeng, hanya menulis nama, alamat, tempat tanggal lahir dan nama orang tua di kertas kosong dia sudah mendapatkan KTP dan KSK Surabaya tanpa harus membawa surat pindah tempat dari Dispenduk Capil Kediri. Hal itu disampaikan Andi kerabat dari Sri Wulandari saat ditemui di kantor Humas pemkot Surabaya, Selasa (5/12) mengatakan, hanya dengan menyerahkan nama, tempat tanggal lahir dan orang tua sudah dapat KTP dan KSK Surabaya. "Untuk data cabut bendel dari Dispenduk capil dari Kediri tidak perlu, cukup hanya mengisi data nama, tempat tanggal lahir dan nama orang tua, janjinya seminggu jadi, ternyata sebulan lebih baru jadi. Untuk pembua...