Skip to main content

Lakukan Pelecehan Seksual, Kepsek Cabul Dituntut 6 Tahun Penjara

Mediabidik.com - Diduga melakukan pelecehan seksual dengan cara memegang kemaluan 6 siswanya, terdakwa Ali Shodiqin dituntut 6 tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Novan Arianto.

"Dendanya 10 bulan subsider 2 bulan," kata Novan Arianto saat dikonfirmasi usai pembacaan surat tuntutan secara tertutup di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Kamis (19/3/2020).

Saat ditanya mengapa jaksa tidak menjatuhkan tuntutan pidana tambahan berupa kebiri kimia meski terdakwa merupakan tenaga pendidik, Novan mengaku, perbuatan terdakwa hanya sebatas memegang kemaluan dengan masa peristiwa yang sudah lampau.

"Dia menimbulkan trauma bagi anak, cuma megang kemaluan dan mukul ketika ngaji. Anak itu salah dipukul pakai paralon tapi tidak visum karena kejadian sudah lampau baru dilaporkan. Kalau pencabulannya itu dia waktu sholat pegang kemaluan si anak ini. Tidak ada sodomi," jelasnya.

Dalam kasus ini, terdakwa yang menjabat sebagai Kepala SMP Labschool dinyatakan terbukti bersalah melanggar Pasal 80 dan Pasal 82 UU Perlindungan Anak tentang kekerasan dan pencabulan.

"Alasan pemberatnya menimbulkan trauma sesuai dengan keterangan psikologi dan dia tidak mengakui terus terang," terang Novan.

Atas tuntutan tersebut, masih kata Novan, Terdakwa Ali Shodiqin akan mengajukan pembelaan.

"Tadi pengacaranya bilang mau ajukan pembelaan," pungkasnya.

Dijelaskan dalam surat dakwaan, kasus pelecehan seksual itu terungkap saat 21 siswa dilakukan tes psikologi dan hasilnya, beberapa anak menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan terdakwa.

Dari 5 korban, satu korban menjadi korban penganiayaan terdakwa. Sedangkan 4 lainnya mengalami pelecehan seksual dengan cara terdakwa meremas kemaluan korban.

Saat melakukan pelecehan seksual tersebut, jaksa menyebut terdakwa mengancam korban akan tidak dinaikan kelas dan dikeluarkan dari sekolah apabila tidak menuruti kemauan terdakwa. (opan)

FOTO: Terdakwa Ali Shodiqin saat digiring jaksa dari tahanan menuju ruang sidang PN Surabaya, Kamis (19/3/2020). Henoch Kurniawan

Comments

Popular posts from this blog

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh...

Komisi B Minta Pemprov serius sosialisasi dana pinjaman untuk pelaku UMKM

SURABAYA ( Media Bidik) - Jatim sangat apresiasi terhadap Pemprov yang mempunyai program membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jatim dengan menggelontorkan dana sebesar 400 Miliar di Bank UMKM guna memberikan bantuan kredit lunak kepada para pelaku UMKM di Jatim. Namun Chusainuddin,S.Sos Anggota Komisi B yang menangani tentang Perekonomian menilai Pemerintah provinsi masih kurang serius memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutrama pelaku UMKM yang sebenarnya ada dana pinjaman lunak untuk mereka. " Ketika saya menjalankan Reses di Blitar,Kediri dan Tulungagung , banyak masyarakat sana tak mengetahui ada dana pinjaman lunak di Bank UMKM untuk para pelaku UMKM, karena sebenarnya jika Pemprov serius memberikan sosialisasi sampai ke tingkat desa,maka saya yakin masyarakat sangat senang sekali," ucap pria yang akrab dipanggil Gus Udin tersebut. Apalagi menyambut MEA, seharusnya pelaku UMKM sudah mengerti kalau ada dana pinjaman unt...

Oknum Staf Kecamatan Dukuh Pakis Pungli KTP, KK dan Akte Kelahiran Rp 8.2 Juta

SURABAYA (Mediabidik) – Mahalnya biaya untuk pengurusan KTP, KK dan Akte Kelahiran, itulah yang terjadi di kecamatan Dukuh Pakis Surabaya yang dialami oleh Sri Wulansari warga asal Kediri. Hanya ingin pindah tempat menjadi warga Surabaya dia harus mengeluarkan biaya Rp 8.2 juta kepada oknum staf kecamatan Dukuh Pakis yang bernama Sugeng, hanya menulis nama, alamat, tempat tanggal lahir dan nama orang tua di kertas kosong dia sudah mendapatkan KTP dan KSK Surabaya tanpa harus membawa surat pindah tempat dari Dispenduk Capil Kediri. Hal itu disampaikan Andi kerabat dari Sri Wulandari saat ditemui di kantor Humas pemkot Surabaya, Selasa (5/12) mengatakan, hanya dengan menyerahkan nama, tempat tanggal lahir dan orang tua sudah dapat KTP dan KSK Surabaya. "Untuk data cabut bendel dari Dispenduk capil dari Kediri tidak perlu, cukup hanya mengisi data nama, tempat tanggal lahir dan nama orang tua, janjinya seminggu jadi, ternyata sebulan lebih baru jadi. Untuk pembua...