SURABAYA (Mediabidik) - Tindakan black list terhadap semua pelaku UMKM industri pengrajin kulit Tanggulangin Sidoarjo oleh Bank Indonesia (BI) mendapat perhatian dewan Jatim.
Anggota Komisi B DPRD Jatim Zainul Lutfi merasa prihatin melihat kondisi para pelaku UMKM di kawasan tanggulangin tersebut, karena menurutnya akibat menjadi daerah terdampak luapan lumpur Lapindo akhirnya masyarakat yang tinggal barada di area lapindo tersebut kesulitan mendapatkan bantuan permodalan di semua Bank karena Bank Indonesia (BI) telah memblacklistnya.
" Ini sungguh tidak adil, kasihan masyarakat terutama para pengrajin tas kulit yang mau mengembangkan usahanya untuk mencari pinjaman dana di Bank. BI harus profesional, jangan melihat karena daerah tersebut menjadi wilayah terdampak akhirnya BI mengkotak para pengrajin UMKM di Tanggulangin," ucap Zainul Lutfi saat di temui di daerah industri Tanggulangin, Minggu (27/5).
Politisi asal PAN Jatim tersebut berjanji berjuang dan mengupayakan supaya Bank yang Menjadi BUMD Jatim mau memberikan bantuan pinjaman kepada pengerajin industri tas di Tanggulangin.
" Saya minta agar Bank Jatim maupun Bank UMKM Jatim memberikan kemudahan suntikan pinjaman modal, mengingat para pengerajin tas Tanggulangin saat ini membutuhkan pinjaman modal karena ingin mengembangkan usahanya," jelas Zainul Lutfi.
Sementara itu, firman salah satu pengerajin tas kulit di Tanggulangin berharap supaya para wakil rakyat untuk bisa memperjuangkan yang selama ini menjadi persoalan bagi para UMKM.
" Sudah belasan tahun usaha kami jalan di tempat.padahal sebelum ada tragedi lumpur lapindo , pengrajin industri di wilayah tanggulangin sangat maju dengan pesat, namun kini usaha kami mulai sepi dan apalagi pihak BI mem blacklist nya,"keluh pria yang akrab di panggil Pepeng.
Masih menurut Firman, wilayah kami sudah menjadi korban lumpur, " Masak kami ingin berkembang saja juga di halangi dengan dipersulitnya mendapatkan bantuan permodalan di Bank," pungkas pepeng. (RoHa)
Comments
Post a Comment