Skip to main content

224 Peserta Mancanegara Ikut Festival Cross Culture Internasional

SURABAYA (Mediabidik) - 224 peserta dari beberapa negara meramaikan festival Surabaya Cross Culture International (CCI) Folk Art di Tugu Bambu Runcing, Minggu pagi. Parade seni diawali dengan menunggangi becak hias dari Taman Bungkul, sampai Tugu Kerapan Sapi lalu finish di Tugu Bambu Runcing. Di sana mereka menampilkan atraksi budaya dibalut kostum yang menjadi ciri dari masing-masing negara. 

Tepat pukul 8.00 Wib, pagi, satu per satu peserta unjuk kebolehan dengan menampilkan berbagai macam atraksi budaya dan tarian tradisional dengan iringan musik. Slovakia sebagai negara pertama dengan jumlah 24 orang menampilkan tarian cardas, disusul Polandia yang membawa 27 orang menampilkan tarian krakovia, lalu negara gajah putih, Thailand dengan jumlah personil 28 orang menampilkan tari ponglang. 

Selanjutnya, Kanada yang membawa 22 orang menyajikan tarian dansa jalanan. Kemudian Guangzhou, China berjumlah 2 orang membawakan tarian akrobatik, Lithuania sebanyak 27 orang menampilkan tarian flowers walk, Rusia yang membawa 22 orang memadukan berbagai macam tari-tarian suku dan bahasa, terakhir negara Perancis membawa 2 orang dengan menampilkan kesenian Les Grandes Personnes atau tarian boneka raksasa. Sedangkan peserta dari dalam negeri yang tampil adalah Bali dengan membawa 22 orang menampilkan tari Joged dan Jawa Barat yang membawa 12 orang menampilkan tarian Garuda. 

Selama acara berlangsung, tampak keceriaan dan candaan keluar dari mulut warga yang menyaksikan langsung budaya tari dan musik dari masing-negara dan kota. Keceriaan itu juga ditampilkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dengan memberi semangat kepada peserta yang tampil dan meminta warga untuk bertepuk tangan. "Ayo mana semangatnya. Beri tepuk tangan semua," teriak Risma, Minggu (16/7/2017). 

Saking semangatnya, tiba-tiba Risma diajak salah satu penari Bali untuk tampil bersama. Risma yang terlihat sedikit kaget langsung menerima ajakan tersebut. Warga yang menyaksikan momen langka tersebut langsung bersorak dan bertepuk tangan. Dengan gemulai, jari-jemari Risma mulai menari, tak kalah dengan penari aslinya. "Dulu aku pernah menari Bali waktu SMA, semasa SD juga pernah menari Jawa," ungkap Risma sambil tertawa. 

Ia juga mengakui bahwa penampilan peserta cross culture hari ini sangat bagus dan itu membuat dirinya terhibur. Alasannya, semua negara baik luar maupun dalam negeri menampilkan khas tarian dari masing-masing daerah "Itulah namanya culture, mencerminkan hubungan antar manusia yang kemudian menciptakan sejarah," ujarnya di sela-sela acara.  

Wali kota perempuan pertama di Surabaya berharap supaya acara ini mampu menjadikan Surabaya sebagai salah satu destinasi wisata dan nanti akan dikemas lebih profesional lagi kedepannya. "Nanti bisa kita jual di mancanegara," ujar Risma. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Widodo Suryantoro mengatakan, sebanyak 224 peserta meramaikan festival surabaya CCI. Mereka berasal dari Slovakia, Lithuania, Polandia, Kanada, Rusia, China, Perancis, Thailand dan Guangzhou, Cina. Sementara dari Indonesia ada dari Bali, Jawa Barat, Jogjakarta, Aceh, Jakarta dan Surabaya selaku tuan rumah. 

"Untuk tahun ini lebih semarak karena jumlah negara yang ikut cukup banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Apalagi untuk tari-tarian modern, kreasinya selalu berubah-ubah dari tahun ke tahun," kata Widodo. 

Rencananya, sambung Widodo, pihaknya akan mengundang lebih banyak lagi peserta baik peserta luar maupun dalam negeri. "Tahun depan kita target 10 negara. masing-masing dari dalam dan luar negeri, nanti kan pasti seru," ungkapnya. 

Selain itu, dirinya juga berencana agar tahun depan acara ini dikemas sedikit berbeda dari biasanya. "Tahun depan, saya ingin menampilkan seni teater namun lokasinya outdorr," imbuhnya. 
 
Melalui agenda tahunan ini, Widodo berharap ada kemanfaatan yang bisa dirasakan oleh masyarakat Surabaya. Pertama adanya transfer knowledge dalam hal kreasi kesenian. "Dengan seniman luar yang punya inovasi bagus dalam seni datang ke sini, kita bisa dapat referensi. Sanggar-sanggar tari juga mendapatkan transfer kreasi seni," jelas dia.

Acara yang digelar kali ke-13 ini mendapat respon positif dari salah satu warga asing asal Perancis, Henry (24 tahun). Meskipun baru pertama kali mengikuti acara ini dan baru menginjakkan kaki di Surabaya, dirinya mengaku kagum dengan Kota Pahlawan karena bersedia untuk membuka akses kepada warga luar. "Ini sungguh luar biasa, saya bisa menonton beraneka macam keberagaman dari negara-negara eropa dan asia. Saya tak akan  menyia-nyiakan momen langka seperti ini," Ujarnya.  

Bagi warga surabaya yang masih penasaran atau ingin melihat aksi pertujukan seni cross culture international, nanti malam akan ada acara lanjutan yang digelar pada pukul 19.00 – 22.00 di Taman Bungkul Surabaya. (pan) 

Comments

Popular posts from this blog

Tahun Depan, RS BDH Dilengkapi Fasiltas Medician Nuklir

SURABAYA (Mediabidik) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mematangkan desain dan konsep fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH). Bahkan, pemkot sudah menargetkan tahun 2020 nanti, rumah sakit itu sudah dilengkapi fasilitas tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan menurut data selama ini, pasien-pasien yang membutuhkan penanganan selalu keluar kota, terutama pasien penyakit kanker. Sebab, di Surabaya hanya ada di RSU Dr Soetomo. Makanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Dinkes untuk menyediakan fasilitas kedokteran nuklir ini demi warga Kota Surabaya. "Itu lah mengapa kita buat kedokteran nuklir ini, supaya warga Surabaya tidak perlu keluar kota untuk mendapatkan pelayanan ini," kata kata Feni-sapaan Febria Rachmanita saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10/2019). Menurut Feni, jumlah pederita penyakit kanker payu darah tahun 2018 mencapai 5.63

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh

Dampak Cuaca Ekstrem, Dewan Desak Pemkot Monitoring Seluruh Papan Reklame

Mediabidik.com - Anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni meminta kepada tim reklame pemkot Surabaya, supaya melakukan monitoring dan evaluasi terhadap keberadaan seluruh papan reklame di Surabaya. Monitoring dan evaluasi itu penting dilakukan untuk mengantisipasi papan reklame yang roboh akibat cuaca ekstrem. "Monitoring itu untuk mengetahui papan reklame yang tidak berijin atau masa berlaku ijinnya sudah habis" jelasnya disela acara pertemuan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Surabaya di gedung baru DPRD Surabaya, Selasa (07/01/2020). Thoni menegaskan Satpol PP harus tegas melakukan penertiban terhadap papan reklame yang ilegal itu. "Kami mendesak Satpol PP potong reklame ilegal. Kami banyak menerima informasi masyarakat akan keberadaan papan reklame yang tidak berijin" tegasnya. Pria yang juga menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar ini menekankan, kalau penertiban itu perlu dilakukan, pasca peristiwa pohon tumbang yang mengakibatkan 2 korban meni