SURABAYA (MediaBidik) – Banyaknya vaksin palsu yang ditemukan dan sudah beredar di pasaran, banyak menggunakan botol bekas obat yang sudah dipakai, kemudian digunakan kembali diisi ulang dengan vaksin palsu, selain harga murah tentunya itu semua ulah dari pengusaha nakal yang ingin mencari keuntungan banyak dan ini semua pastinya ada permainan dengan oknum rumah sakit yang mau diajak kerja sama.
hal ini disampaikan oleh Artono Anggota Komisi E DPRD Jatim yang membidangi tentang Kesehatan mengatakan pada dasarnya vaksin palsu yang beredar di masyarakat sepertinya tidak lepas dari ulah segelintir masyarakat itu sendiri, karena akibat ulah masyarakat yang ikut menyediakan atau mengumpulkan botol bekas obat untuk dijual kepada pengusaha nakal.
" Sebenarnya kalau kita mau melihat lebih jauh, saat ini bukan hanya obat atau vaksin palsu saja yang beredar, tetapi banyak juga makanan , shampoo, pasta gigi palsu juga beredar di pasaran, dan itu semua tidak lepas dari ulah segelintir masyarakat yang bekerja mengumpulkan bekas botol obat, bekas botol shampoo, botol bekas pasta gigi dll untuk dijual kembali ke pengusaha nakal," terang Artono, di ruang kerja, Kamis (28/7)
Politisi asal Fraksi PKS DPRD Jatim ini juga melihat saat ini kurangnya pengawasan yang ketat dan sanksi tegas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan ( BPOM ) terkait adanya obat, makanan dan minuman palsu yang beredar di tengah masyarakat.
" Sudah saatnya Jawa Timur memiliki Peraturan Daerah (Perda) yang melindungi produk obat, makanan dan minuman, sebab sangat perlu untuk melindungi masyarakat dari ulah pengusaha nakal yang memproduksi obat, makan dan minuman palsu demi meraup keuntungan lebih banyak ," tandasnya.
Sementara itu, untuk mengantisipasi terhadap adanya obat vaksin palsu agar tak beredar di masyarakat utamanya di Jawa Timur, komisi E menghimbau Dinas Kesehatan Jawa Timur supaya memerintahkan kepada semua Rumah Sakit yang ada di Jawa Timur tanpa kecuali harus memilki mesin penghancur botol bekas obat.
" Seperti kita ketahui bahwa vaksin palsu yang beredar di pasaran ternyata menggunakan botol bekas obat, maka itu pihak rumah sakit harus segera menghancurkan botol bekas obat yang sudah dipakai, hal ini untuk menghindari adanya vaksin palsu ," imbuhnya.(rofik)
SURABAYA (Mediabidik) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mematangkan desain dan konsep fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH). Bahkan, pemkot sudah menargetkan tahun 2020 nanti, rumah sakit itu sudah dilengkapi fasilitas tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan menurut data selama ini, pasien-pasien yang membutuhkan penanganan selalu keluar kota, terutama pasien penyakit kanker. Sebab, di Surabaya hanya ada di RSU Dr Soetomo. Makanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Dinkes untuk menyediakan fasilitas kedokteran nuklir ini demi warga Kota Surabaya. "Itu lah mengapa kita buat kedokteran nuklir ini, supaya warga Surabaya tidak perlu keluar kota untuk mendapatkan pelayanan ini," kata kata Feni-sapaan Febria Rachmanita saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10/2019). Menurut Feni, jumlah pederita penyakit kanker payu darah tahun 2018 mencapai 5.63
Comments
Post a Comment