Skip to main content

Pedestarian di Surabaya Buruk bagi Tuna Netra

SURABAYA ( Media Bidik ) - Pedestrian atau trotoar yang digunakan bagi pejalan kaki di Surabaya memiliki jalur khusus yang dinamakan ubin pemandu. Namun sayangnya yang menjadi permasalahan utama ternyata ubin pemandu bagi tunanetra tidak sesuai yang diharapkan. Pasalnya terdapat masalah pada warna, tekstur, luasan dan bahan yang digunakan untuk membuat pedestrian sebagai ubin pemandu.

Pendiri sekaligus pengurus Lembaga Pemberdayaan Tunanetra (LPT), Tutus Setiawan menjelaskan ada empat alasan kenapa ubin pemandu di Surabaya berkualitas buruk."Pertama, warna ubin harus mencolok. Karena masih ada tunanetra yang memiliki sisa penglihatan sehingga agar mudah membedakan dengan bagian pedestrian yang lain," jelasnya, Rabu (11/5/2016).

Kedua, ketebalan dan ketinggian ubin pemandu kurang terasa di kaki jika pejalan kaki menggunakan sepatu. Selain itu juga luasan ubinnya harus diperlebar, karena selama ini ukuran lebarnya 20 cm."Harusnya diperlebar agar nyaman digunakan untuk melangkah," cakapnya.

Ketiga, ubin pemandu untuk berbelok harus berbentuk bulat-bulat baik sebelum belokan dan saat belokan. Agar pemakai ubin pemandu tahu kapan dia bersiap akan belok dan kapan benar-benar berbelok."Di Surabaya itu sering dijumpai ubin pemandu untuk kami tunanetra berbenturan dengan pohon, terus kami harus bagaimana," ujarnya kesal.

Keempat, seharusnya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga sebelum melakukan pembangunan harus berkoordinasi betul antara arsitek, kontraktor dan masyarakat."Kami sudah berusaha memberikan masukan, melalui seminar yang diadakan di kampus-kampus selain itu juga berkirim surat kepada Wali Kota tapi baru ditanggapi yang kedua itupun tidak ada perubahan di lapangan," tukasnya.

Bahkan hasil kajian dari mahasiswa baik dari Universitas Kristen (UK) Petra dan Universitas Surabaya (Ubaya) menunjukkan bahwa ubin pemandu di Surabaya memang berkualitas buruk."Kalau mau contoh yang bagus itu di Jogjakarta, di Jalan Malioboro," tandasnya.

Tutus menegaskan jika ingin menunjukkan kepedulian terhadap penyandang disabilitas seharusnya Pemkot Surabaya berkoordinasi dengan benar, terutama pelaksanaan di lapangan seperti apa dan harus sesuai dengan Peraturan Menteri (Permen) Pekerjaan Umum (PU) No. 39 Tahun 2006 tentang dana alokasi khusus."Kadang kontraktor itu bekerja seenaknya harusnya ada pengawasan khusus," pungkasnya. (pan).

Comments

Popular posts from this blog

Tahun Depan, RS BDH Dilengkapi Fasiltas Medician Nuklir

SURABAYA (Mediabidik) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mematangkan desain dan konsep fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH). Bahkan, pemkot sudah menargetkan tahun 2020 nanti, rumah sakit itu sudah dilengkapi fasilitas tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan menurut data selama ini, pasien-pasien yang membutuhkan penanganan selalu keluar kota, terutama pasien penyakit kanker. Sebab, di Surabaya hanya ada di RSU Dr Soetomo. Makanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Dinkes untuk menyediakan fasilitas kedokteran nuklir ini demi warga Kota Surabaya. "Itu lah mengapa kita buat kedokteran nuklir ini, supaya warga Surabaya tidak perlu keluar kota untuk mendapatkan pelayanan ini," kata kata Feni-sapaan Febria Rachmanita saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10/2019). Menurut Feni, jumlah pederita penyakit kanker payu darah tahun 2018 mencapai 5.63

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh

Dampak Cuaca Ekstrem, Dewan Desak Pemkot Monitoring Seluruh Papan Reklame

Mediabidik.com - Anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni meminta kepada tim reklame pemkot Surabaya, supaya melakukan monitoring dan evaluasi terhadap keberadaan seluruh papan reklame di Surabaya. Monitoring dan evaluasi itu penting dilakukan untuk mengantisipasi papan reklame yang roboh akibat cuaca ekstrem. "Monitoring itu untuk mengetahui papan reklame yang tidak berijin atau masa berlaku ijinnya sudah habis" jelasnya disela acara pertemuan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Surabaya di gedung baru DPRD Surabaya, Selasa (07/01/2020). Thoni menegaskan Satpol PP harus tegas melakukan penertiban terhadap papan reklame yang ilegal itu. "Kami mendesak Satpol PP potong reklame ilegal. Kami banyak menerima informasi masyarakat akan keberadaan papan reklame yang tidak berijin" tegasnya. Pria yang juga menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar ini menekankan, kalau penertiban itu perlu dilakukan, pasca peristiwa pohon tumbang yang mengakibatkan 2 korban meni