Skip to main content

Peringatan Hardiknas Tahun ini, Diwarnai ada Siswa Nunggak Bayar SPP

Koordinator Komunitas Bibit Unggul Achmad Hidayat
SURABAYA ( Media Bidik ) - Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati setiap tanggal 2 Mei yang dipimpin langsung Wali Kota Tri Rismaharini sebagai Inspektur upacara di Taman Surya. Senin (2/5/2016).

Dalam upacara tersebut, wali kota Surabaya memberikan penghargaan ke sejumlah orang yang dinilai berjasa dibidang pendidikan. Disisi lain, bersamaan peringatan Hardiknas kemarin banyak lulusan sekolah sejak tahun kemarin yang belum menerima ijazah yang menjadi haknya. Bukan hanya itu, ada siswa menunggak bayar SPP dan diancam dikeluarkan sekolah.

Oleh Komunitas Bibit Unggul, merupakan wadah para pelajar dan mahasiswa berprestasi sekaligus penerima beasiswa pemkot Surabaya, data itu disampaikan ke banyak pihak. Salah satunya, DPRD Surabaya.

"Ini benar-benar sebuah Balada Hardiknas. Disaat Hardiknas diperingati, masih ada pihak yang menjadi korban bidang pendidikan," kata Koordinator Komunitas Bibit Unggul Achmad Hidayat. Senin (2/5).

Berdasarkan data Bibit Unggul menyebut, merinci lulusan sejak 2015 yang ijazahnya ditahan. David Prasdiansyah, warga Dukuh Karangan, lulusan SMP Al Fatah; Ady Sutrisno, warga Jalan Bogen Buntu, lulusan SMP UNESA 2, Dika Bayu Purwanto, warga Lebak Timur Asri, lulusan SMK Diponegoro, dan Endras Dewantoro, warga Lebak Asri Timur, lulusan SMK 45 Surabaya.

"Bukan ini saja realita dari dunia pendidikan di Surabaya bersamaan Hardiknas tahun ini. Ada siswa menunggak bayar SPP dan bahkan hingga diancam dikeluarkan dari sekolahan," pungkas Achmad Hidayat prihatin.

Sedangkan Rusdan Cholili dan As'adurridho adalah dua siswa yang belum bayar SPP selama beberapa bulan. Keduanya dari SMK Arif Rachman Hakim Jalan Tenggumung Wetan, Wonokusumo, Kecamatan Semampir. Keduanya beralamat di Jalan Kalilom Lor.

"Keterangan korban, awalnya sekolah bilang SPP gratis, tiba-tiba di akhir semester ada tunggakan dana. Jika tidak melunasi diancam dikeluarkan dari sekolah," kata Achmad Hidayat.

Masalah lain, kata Achmad Hidayat, siswa itu juga belum membayar biaya tour. "Banyak siswa dan wali murid lain mengeluh karena sekolah inkonsisten dengan program awal," ungkap Achmad Hidayat.

Kabid SMA/SMK Dindik Surabaya Sudarminto menegaskan, pihaknya sudah jauh hari menghimbau ke sekolah-sekolah untuk tidak menahan ijazah. "Sudah kami himbau itu. Kalau ada masalah keuangan, sekolah bisa koordinasi dengan dinas," ungkap Sudarminto.

Penuturan yang sama disampaikan Kepala Dindik Surabaya Ikhsan saat ditemui usai peluncuran program Kampunge Arek Suroboyo oleh Wali Kota Tri Rismaharini, di Graha Sawunggaling, kemarin. "Sekolahan mana? Sini datanya kirim ke saya. Itu tidak ada," kata Ikhsan sambil berlalu.(pan)

Comments

Popular posts from this blog

Tahun Depan, RS BDH Dilengkapi Fasiltas Medician Nuklir

SURABAYA (Mediabidik) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mematangkan desain dan konsep fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH). Bahkan, pemkot sudah menargetkan tahun 2020 nanti, rumah sakit itu sudah dilengkapi fasilitas tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan menurut data selama ini, pasien-pasien yang membutuhkan penanganan selalu keluar kota, terutama pasien penyakit kanker. Sebab, di Surabaya hanya ada di RSU Dr Soetomo. Makanya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Dinkes untuk menyediakan fasilitas kedokteran nuklir ini demi warga Kota Surabaya. "Itu lah mengapa kita buat kedokteran nuklir ini, supaya warga Surabaya tidak perlu keluar kota untuk mendapatkan pelayanan ini," kata kata Feni-sapaan Febria Rachmanita saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (23/10/2019). Menurut Feni, jumlah pederita penyakit kanker payu darah tahun 2018 mencapai 5.63

Dalih Partisipasi Masyarakat, SMAN 8 Surabaya Wajibkan Siswa Bayar Uang Iuran Rp 1,5 Juta

Mediabidik.com - Berdalih iuran partisipasi masyarakat (PM), SMAN 8 Surabaya wajibkan siswa bayar uang iuran pembangunan sekolah sebesar Rp 1,5 juta. Jika tidak membayar siswa tidak dapat ikut ujian. Hal itu diungkapkan Mujib paman dari Farida Diah Anggraeni siswa kelas X IPS 3 SMAN 8 Jalan Iskandar Muda Surabaya mengatakan, ada ponakan sekolah di SMAN 8 Surabaya diminta bayar uang perbaikan sekolah Rp.1,5 juta. "Kalau gak bayar, tidak dapat ikut ulangan," ujar Mujib, kepada BIDIK. Jumat (3/1/2020). Mujib menambahkan, akhirnya terpaksa ortu nya pinjam uang tetangga 500 ribu, agar anaknya bisa ikut ujian. "Kasihan dia sudah tidak punya ayah, ibunya saudara saya, kerja sebagai pembantu rumah tangga. Tolong dibantu mas, agar uang bisa kembali,"ungkapnya. Perihal adanya penarikan uang iuran untuk pembangunan gedung sekolah, dibenarkan oleh Atika Fadhilah siswa kelas XI saat diwawancarai. "Benar, bilangnya wajib Rp 1,5 juta dan waktu terakh

Dampak Cuaca Ekstrem, Dewan Desak Pemkot Monitoring Seluruh Papan Reklame

Mediabidik.com - Anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni meminta kepada tim reklame pemkot Surabaya, supaya melakukan monitoring dan evaluasi terhadap keberadaan seluruh papan reklame di Surabaya. Monitoring dan evaluasi itu penting dilakukan untuk mengantisipasi papan reklame yang roboh akibat cuaca ekstrem. "Monitoring itu untuk mengetahui papan reklame yang tidak berijin atau masa berlaku ijinnya sudah habis" jelasnya disela acara pertemuan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Surabaya di gedung baru DPRD Surabaya, Selasa (07/01/2020). Thoni menegaskan Satpol PP harus tegas melakukan penertiban terhadap papan reklame yang ilegal itu. "Kami mendesak Satpol PP potong reklame ilegal. Kami banyak menerima informasi masyarakat akan keberadaan papan reklame yang tidak berijin" tegasnya. Pria yang juga menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar ini menekankan, kalau penertiban itu perlu dilakukan, pasca peristiwa pohon tumbang yang mengakibatkan 2 korban meni