SURABAYA ( Media Bidik ) – Maraknya kekerasan yang terjadi pada Tenaga Kerja Wanita ( TKW) asal Indonesia disebabkan kurang menguasainya bahasa dimana para TKW bekerja di Negara tersebut, pasalnya dari data yang ada, TKW asal Indonesia sering dianiaya oleh majikannya sampai ke tindak pelecehan seksual.
Menurut Moch.Eksan Anggota Komisi E DPRD Jatim yang membidangi Kesejahteraan Rakyat ( Kesra) mengatakan," Pemerintah harus serius mengawasi terhadap lembaga-lembaga penyalur para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar Negeri, sebab lembaga yang diberi wewenang untuk menyalurkan para TKI kurang memperhatikan skil atau kemampuan para TKI khsususnya para Tenaga Kerja Wanita, karena berdasarkan kejadian di lapangan para majikan sering melakukan penganiayaan terhadap TKW Indonesia."pungkasnya.
Moch Eksan juga menambahkanm," Jangan karena para TKI ini sudah memenuhi administrasi dalam pemberangkatan keluar negeri, terus seenaknya lembaga tersebut memberangkatkan TKI, akan tetapi lembaga penyalur tak pernah memikirkan kemampuan para TKI tersebut terutama soal penguasaan bahasa," terang Eksan, Rabu (27/4).
Politisi dari Partai Nasdem ini mencontohkan kasus yang sering aterjadi pada asisten rumah tangga atau pembantu akibat kurang fahamnya bahasa yang di perintahkan oleh majiannya. " Seperti juragan menyuruh pembantunya untuk di buatkan kopi namun karena sang pembantu tersebut tidak mengerti bahasa juragannya maka di buatkan teh, sehingga membuat majikanya marah, itu kan konyol namanya," papar nya.
Maka itu untuk menghindari kasus kekerasan terhadap TKI khususnya para tenaga kerja wanita keluar negeri, Komisi E menghimbau kepada Pemerintah agar memberikan regulasi bagi para lembaga penyalur TKI keluar negeri untuk memberikan pelatihan yang serius, supaya para TKI yang siap kerja keluar negeri sudah berbekal ketrampilan yang didapat dari lembaga penyalur TKI. "Yang paling utama adalah penguasaan bahasa dimana tenaga kerja Indonesia ( TKI) bekerja di Negara lain, " imbuh Eksan. (rofik)
Comments
Post a Comment