SURABAYA - Untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan stok daging saat jelang Ramadan hingga pasca Lebaran, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur mengantisipasi dengan menyiapkan stok sapi potong sebanyak 820 ribu ekor.
Jumlah itu meningkat dibanding tahun lalu yang hanya mencapai 410 ribu ekor sapi atau separuhnya. "Dibanding tahun lalu, kebutuhan daging di Jatim menjelang Ramadan tahun ini memang meningkat tajam. Tapi, masyarakat tidak usah resah, karena kami sudah menyiapkan stok daging dan sapi," kata Kepala Dinas Peternakan Jatim Maskur, Rabu (18/6/2014).
Ia mengatakan, penyiapan stok sapi untuk menambah kebutuhan daging menjelang Ramadan itu dikarenakan prediksi meningkatnya konsumsi daging yang mencapai 22,5 persen dari kebutuhan normal.
Dari stok sapi 820 ribu ekor, yang disiapkan itu, sebanyak 510 ribu ekor dari Jatim dan 310 ribu ekor berasal dari luar Jatim. "Kami akan operasi pasar kalau memang ada kenaikan harga daging di pasar. Tapi, berdasar pantauan kami, untuk harga daging masih normal-normal saja," ungkapnya.
Menurut dia, operasi pasar dilakukan sebagai upaya mengontrol terjadinya lonjakan harga, di antaranya kebutuhan daging. Sebab, prediksi kenaikan harga daging akan terjadi saat mendekati bulan puasa.
"Kalau tidak dikontrol langsung, bisa jadi, harga daging ayam maupun sapi sulit dikendalikan. Makanya, kami akan turun langsung ke pasar-pasar pada pelaksanaan operasi pasar," tuturnya.
Pelaksanaan operasi pasar rencananya segera dilaksanakan pada seminggu sebelum Ramadan. Operasi pasar digelar apabila harga daging yang di pasar mengalami kenaikan yang sangat berarti. Namun, ujar dia, untuk pemantauan harga di pasar tetap dilaksanakan setiap harinya.
Selain itu pihaknya juga memantau kualitas daging yang diperdagangkan. "Kelayakan konsumsi dari tingkat kualitas juga menjadi perhatian yang akan dilakukan menjelang Ramadan. Layak dijual atau tidak, kami akan sidak peredaran daging sapi gelonggongan maupun daging berformalin. Ini harus diantisipasi sejak dini," ingat Maskur.
Pemprov Jatim melalui Disnak Jatim telah membuka Rumah Pemotongan Hewan (RPH) resmi di beberapa kabupaten/kota, seperti Jombang, Lamongnan, Probolinggo dan beberapa daerah lainnya di Jatim. Penunjukan RPH resmi, sebagai upaya menjaga kelayakan daging konsumsi sehat di masyarakat. "Karena, selama ini masih banyak RPH di pasar tradisional yang memotong hewan potong yang belum tentu layak konsumsi," pungkasnya. (Bejat)
Jumlah itu meningkat dibanding tahun lalu yang hanya mencapai 410 ribu ekor sapi atau separuhnya. "Dibanding tahun lalu, kebutuhan daging di Jatim menjelang Ramadan tahun ini memang meningkat tajam. Tapi, masyarakat tidak usah resah, karena kami sudah menyiapkan stok daging dan sapi," kata Kepala Dinas Peternakan Jatim Maskur, Rabu (18/6/2014).
Ia mengatakan, penyiapan stok sapi untuk menambah kebutuhan daging menjelang Ramadan itu dikarenakan prediksi meningkatnya konsumsi daging yang mencapai 22,5 persen dari kebutuhan normal.
Dari stok sapi 820 ribu ekor, yang disiapkan itu, sebanyak 510 ribu ekor dari Jatim dan 310 ribu ekor berasal dari luar Jatim. "Kami akan operasi pasar kalau memang ada kenaikan harga daging di pasar. Tapi, berdasar pantauan kami, untuk harga daging masih normal-normal saja," ungkapnya.
Menurut dia, operasi pasar dilakukan sebagai upaya mengontrol terjadinya lonjakan harga, di antaranya kebutuhan daging. Sebab, prediksi kenaikan harga daging akan terjadi saat mendekati bulan puasa.
"Kalau tidak dikontrol langsung, bisa jadi, harga daging ayam maupun sapi sulit dikendalikan. Makanya, kami akan turun langsung ke pasar-pasar pada pelaksanaan operasi pasar," tuturnya.
Pelaksanaan operasi pasar rencananya segera dilaksanakan pada seminggu sebelum Ramadan. Operasi pasar digelar apabila harga daging yang di pasar mengalami kenaikan yang sangat berarti. Namun, ujar dia, untuk pemantauan harga di pasar tetap dilaksanakan setiap harinya.
Selain itu pihaknya juga memantau kualitas daging yang diperdagangkan. "Kelayakan konsumsi dari tingkat kualitas juga menjadi perhatian yang akan dilakukan menjelang Ramadan. Layak dijual atau tidak, kami akan sidak peredaran daging sapi gelonggongan maupun daging berformalin. Ini harus diantisipasi sejak dini," ingat Maskur.
Pemprov Jatim melalui Disnak Jatim telah membuka Rumah Pemotongan Hewan (RPH) resmi di beberapa kabupaten/kota, seperti Jombang, Lamongnan, Probolinggo dan beberapa daerah lainnya di Jatim. Penunjukan RPH resmi, sebagai upaya menjaga kelayakan daging konsumsi sehat di masyarakat. "Karena, selama ini masih banyak RPH di pasar tradisional yang memotong hewan potong yang belum tentu layak konsumsi," pungkasnya. (Bejat)